LUBUKLINGGAU-Selama tahun 2011 setidaknya ada 16 PNS Lubuklinggau dan Musi Rawas yang mengajukan gugatan cerai. Demikian menurut data dari Pengadilan Agama (PA) Lubuklinggau, Kamis (26/5).
Kepala PA Lubuklinggau Johan Aripin melalui Humas H Askar didampingi staf Marianto kepada Musirawas Ekspres, selama 2011 tepatnya hingga April, di PA Lubuklinggau ada 16 perkara perceraian PNS yang ditangani dan dijukan ke PA.
Sementara data perceraian sisa 2010 lalu sebnayak 177 perkara. Sedangkan pada bulan Januari 2011 perkara yang masuk mengajukan perceraian ada 81 perkara dan berjumlah 258 Perkara sedangkan yang telah diputus ada 77 perkara, sedangkan sisinya 177 perkara.
Pada Februari 2011 perkara yang masuk ada 81 perkara sehingga totalnya 257 perkara dan telah putus 66 perkara sedangkan sisanya ada 182 perkara. Maret 2011 perkara yang masuk ada 91 perkara sehingga berjumlah 273 perkara sedangkan perkara yang telah diputus ada 95 perkara.
Sedangkan April 2011 perkara yang masuk ada 77 perkara sehingga berjumlah 249 perkara dan sisidanya ada 172 perkara. Sedangkan yang telah diputus ada 53 perkara. Sehingga sisinyanya hingga data yang ada sampai bulan April 2011 ada 189 perkara perceraian yang ditangani PA Lubuklinggau.
Perkara itu sendiri tiap tahunnya naik bila dibandingkan pada tahun sebelumnya 2010 total 824 perkara sedangkan pada 2009 ada 715 perkara perceraian. “Grafik perkara perceraian yang ditangani PA setiap tahunnya mengalami leningkatan,” jelasnya.
Dari jumlah perkara tersebut ada sekitar 25 persen berhasil didamaikan dan rujuik kembali. “Masalah yang menjadi faktor penceraian, diantaranya masalah ekonomi dan tidak ada kecocokan laagi dalam membina rumah tangga,” pungkasnya.(ari)
Halaman Utama
Kamis, 26 Mei 2011
2011, 16 PNS Ajukan Cerai
Senin, 18 Oktober 2010
Tujuh Pejabat Non-Job
LUBUKLINGGAU-Walikota Lubuklinggau, H Riduan Effendi kembali menggerakan gerbong mutasi di lingkungan Pemerintah Kota Lubuklinggau. Bahkan kali ini gerbong mutasi yang besar digerakkan. Tepatnya 71 pejabat structural setara eselon II, III dan IV mengalami pergantian posisi jabatan.
Pelantikan yang dipusatkan di Balai Kota Lubuklinggau Perkantoran Walikota Jalan Garuda Kelurahan Kayuara Kecamatan Lubuklinggau Barat I Senin (18/10) itu berdampak pada enam pejabat setara eselon II dan III yang dibangku panjangkan dari jabatanya alias non-job dan diganti dengan wajah–wajah baru. Diantaranya H. Syamsuar Bakri lengser dari jabatanya sebagai Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daearah (DPKA) Kota Lubuklinggau dan digantikan oleh pejabat yang baru Zulkifli Idris yang sebelumnya Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Kalurahan (BPMPK) Kota Lubuklinggau.
Sementara untuk posisi Kepala BPMPK saat ini diisi Erwin Armeidi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Lubuklinggau. Sedangkan untuk kepala KLH sendiri saat ini dijabat Johanes Sitepu . Menyusul sejumlah pejabat yang non-job dari jabatanya antara lain, Haerudin mantan Kepala Kantor Penanamn Modal berganti wajah baru yakni Kamaludin yang sebelumnya di Sekretariat DPRD Kota Lubuklinggau. Kemudian H. Bahrudin menjabat sebagai Kepala Kantor Pelayanan Perizinan menggantikan Sapriyadi.
Seterusnya Kabid Pendidikan Luar Sekolah (PLS) saat ini dijabat oleh Aunurofiq menggantikan Maryani, Sekretaris Disperindag Kota Lubuklinggau Mursal Husni juga lengser dari jabatanya diganti oleh Jundahri, dan Kabid Pengairan Dinas PU Kota Lubuklinggau HM Karmin diganti oleh Dedy Purbaya.
Pada kesempatan itu Walikota Lubuklinggau H. Riduan Effendi mengatakan rotasi jabatan yang dilakukan merupakan upaya penyegaran dan kebutuhan organisasi. Makanya mutasi dan promosi jabatan yang diberikan hendaknya dapat dibuktikan dengan menjalankan tugas dengan baik.
“Kepada pejabat yang dilantik untuk dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal demi terwujudnya tatanan birokrasi pemerintah yang bedampak pada optimalisasi pelayanan kepada masyarakat,” tegas Wako.
Untuk diketahui juga selain beberapa pejabat non-job pejabat lainya mengalami pergantian posisi seperti Zainal KRJ saat ini menjabat Staf Ahli Bidang Kemasyarakan dan Sumber Daya Manusia, kemudian Hermansyah Unip Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Nobel Nawawi Asisten Perekonomian dan Pembangunan.
Sementara Surya Dharma dikukuhkan menjadi Kepala Bandiklat Kota Lubuklinggau. Heri Zulianta menjabat Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Lubuklinggau menggantikan Ruslan Erli yang diposisikan sebagai Kabag Persidangan, Risalah dan Pengkajian Hukum Sekretariat DPRD Kota Lubuklinggau.
Kemudian untuk jabatan Camat juga dilakukan rotasi seperti Ahmad Tofan yang sebelumnya Camat Lubuklinggau Timur II dimutasi ke Lubuklinggau Barat I. Sedangkan untuk Camat Lubuklinggau Timur II dijabat Yenni Agustini kemudian Amrulean Thoni Camat Lubuklinggau Timur I menggantikan Walyusman yang saat ini menjadi Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Inspektorat Kota Lubuklinggau.
M Yunus Camat Lubuklinggau Utara I menggantikan Zainal Arifin yang saat ini di promosikan sebagai Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Setda Kota Lubuklinggau. Sedangkan Camat Lubuklinggau selatan I dijabat oleh S. Kusrianto menggantikan Rosidin yang saat ini menjabat sebagai sekretaris BPMPK Kota Lubuklinggau. Akibat rotasi pada jabatan Camat tersebut Hamzah Adit Camat Lubuklinggau Barat I yang informasinya November 2010 ini telah memasuki masa purna tersebut non-job dari jabatanya.
Selain itu masih banyak lagi pejabat setara eselon III dan IV yang mengalami rotasi maupun promosi jabatan, seperti Kabid Pertambangan dan Energai yang saat ini dijabat oleh Misno, kemudian Chairil Anwar menjabat sebgai Kepala Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga Sekretariat DPRD Kota Lubuklinggau. (ME-06) Baca Selengkapnya......
Target Temui Wako, Massa Cueki Wawako dan Sekda
LUBUKLINGGAU-Wakil Walikota (Wawako) Lubuklinggau, SN Prana Putra Sohe dan Sekda H Akisropi Ayub dicueki massa gabungan masyarakat Lubuklinggau Utara I dan GMNI yang menggelar aksi mendatangi Pemkot Lubuklinggau Senin (18/10). Massa dengan tegas tidak mau menerima Wawako dan Sekda Lubuklinggau sebagai perwakilan Walikota.
Kondisi ini tergambar saat aksi di Kantor Walikota Lubuklingagu Senin (18/19). Massa tetap ingin pada target utama yakni bertemu dengan Walikota (Wako) Lubuklinggau, H Riduan Effendi dengan alasan Wako yang memberikan kebijakan terhadap izin penambangan galian C di Ulu Malus. Dengan tegas massa juga menyampaikan solusi yang dijalankan Wako dengan atas digantikannya camat, kepala dinas dan pihak terkait yang berkaitan dengan permasalahan galian C tidak menyelesaikan permasalahan galian C .
Disampaikan Taufik, selaku Koordiantor Aksi mengatakan Wako terkesan ’letoy’.
”Maksudnya Walikota letoy dalam menuntaskan permasalahan yang sudah lebih dua tahun tanpa indikasi dan kajian ulang terhadap dampak lingkungan akibat aktifitas penambangan di Ulu Mlustersebut,” tegas Taufik. Makannya mereka meminta Wako mengeluarkan kebijakan selaku kepala daerah yang memiliki wewenang menghentikan aktifitas galian C di Sungai Malus.
“Kalau Walikota tidak berani mengeluarkan kebijakan tegas, artinya ada apa-apanya,” ungkapnya saat orasi, Senin (18/10). Selain itu, kebijakan tidak populis yang dikeluarkan Pemkot Lubuklinggau, bahwa penambangan galian C dengan alasan untuk mendukung program pembangunan, sangat merugikan masyarakat. Dilanjutkannya, kepala daerah tidak peka dan tidak peduli terhadap persoalan yang terjadi dimasyarakat.
“Padahal sudah sangat jelas, akibat pemberian izin kepada pihak perusahaan, yang rugi adalah warga karena memakai air sungai yang tercemar,” tegas Taufik.
Dikatakannya, ada yang aneh jika Wako tidak mengetahui aktivitas galian C tersebut. Mengingat Rumah Dinas Walikota ada di Kecamatan Lubuklinggau Utara I “Lubulklinggau memang kota perdagangan dan jasa, makanya Lubuklinggau dijadikan objek untuk mengisi kantong pribadi bagi orang-orang yang tidak pernah merasa memiliki masyarakat dan daerah ini,” jelas Taufik geram.
Sementara itu, Ketua GMNI Lubuklinggau, Redi Lansa yang juga pemuda asli Tanjung Raya mengatakan paradigma masyarakat terhadap DPRD Lubuklinggau belum juga menunjukan kinerja yang baik.
“DPRD seharusnya menjadi laskar masyarakat, yang harus berjuang tanpa ada kepentingan personal di dalamnya,” jelas Redi. Dikatakannya, Sidak yang dilakukan komisi II dan komisi III beberapa waktu lalu tidak jelas ujung pangkalnya. Karena rekomendasi untuk mencabut izin galian C yang katanya akan dikeluarkan DPRD Lubuklinggau terhadap Walikota sampai sekarang belum dikeluarkan.
Sementara itu, Hasbi Asadiki, Ketua DPRD Lubuklinggau menyampaikan bahwa akan menyampaikan rekomendasi terhadap Walikota agar menstop pengoperasian galian C di Ulu Malus. Apabila perlu tidak lagi memberikan izin aktifitas penambangan Ulu Malus.
Aren Frima selaku aktivis GMM menyatakan bahwa jawaban Ketua DPRD Lubuklinggau, Hasbi Asadiki sangat normatif dan sudah basi. Bahkan Ketua tidak mengeluarkan pernyataan yang memuaskan basi massa.
“DPRPD seharusnya sangat tegas terhadap kepala daerah akan permasalahan tersebut, sangat jelas bahwa Pemkot Lubuklinggau tidak pernah memperhatikan dampak bagi penambangan tersebut,” jelas Aren.
Selain itu, DPRD harus mempertegas dan belajar dengan UU no.32 tahun 2009 tentang pengelolahan dan pengendalian Lingkungan Hidup. Dimana bahwa kepala daerah dan pejabat yang mengeluarkan izin pertambangan tanpa mempertimbangkan dampak kerusakkan lingkungan akan dipidanakan.
“Jadi bisa dipidana bagi pejabat yang tidak jeli terhadap dampak lingkungan,” ungkapnya. Intinya DPRD Kota Lubuklinggau harus menginterpelasi Walikota Lubuklinggau atas kebijakan yang telah mengeluarkan izin galian C tersebut. (CW-02) Baca Selengkapnya......
Jumat, 15 Oktober 2010
Hari ini, Lubuklinggau Berusia 9 Tahun
Acara dimulai di Gedung Kesenian Sebiduk Semare Kota Lubuklinggau dengan agenda khusus sidang paripurna DPRD Kota Lubuklinggau bersama Pemerintah Kota Lubuklinggau dan para pejabat penting yang diundang. Dipastikan Gubernur Sumsel, H. Alex Noerdin akan hadir pada rangkaian agenda acara HUT Kota Lubuklinggau tahun 2010 ini.
Pantauan Musirawas Ekspres di lapangan menunjukan panitia HUT Kota Lubuklinggau ke IX hingga sore kemarin masih tampak sibuk mempersiapkan segala keperluan yang akan di gunakan acara hari ini. Baik itu tempat dan ruang paripurna yang dipusatkan di Gedung Kesenian Sebiduk Semare, hingga sore sejumlah panitia masih sibuk menata meja dan kursi.
Sementara itu di lokasi sport centre di Kelurahan Petanang Kecamatan Lubuklinggau Utara I hingga sore kemarin sejumlah panitia juga masih sibuk memasang tenda, begitupun di Lapangan Merdeka lokasi yang digunakan untuk pagelaran Linggau Ekspo 2010 pun hingga tadi malam masih tampak kesebukan dari panitia.
Padahal sebelumnya pihak panitia mengklaim persiapan kegiatan tersebut sudah mencapai 80 persen.“Alhamdulillah berbagai persiapan sudah kami persiapkan dengan baik, mulai dari persiapan tempat acara, undangan sampai pemasangan baliho. Dan direncanakan Gubernur akan hadir,” ujar Kabag Humas dan Protokol setda Kota Lubuklinggau, Ruslan Erli, kemarin, Selasa (12/10).
Berdasarkan jadwal yang disusun, H. Alex Noerdin akan menghadiri acara sidang paripurna DPRD dalam rangka HUT Kota Lubuklinggau ke IX di Gedung Kesenian, dilanjutkan pemasangan tiang pancang pembangunan gedung Sport Center di Kelurahan Petanang Kecamatan Lubuklinggau Utara I. Sedangkan untuk pembukaan Linggau Ekspo 2010 rencanya akan dibuka malam ini Oleh Walikota Lubuklinggau H. Riduan Effendi.
Ruslan menambahkan, selain Gubernur, rencanya hari ini juga akan dihadiri oleh kepala daerah di 14 kabupaten/kota Se Sumsel dan kepala daerah kabupaten tetangga. “Sekitar 1500 undangan sudah kami sampaikan. Nantinya juga akan dihadiri mantan pejabat, tokoh masyarakat dan pemuda Kota Lubuklinggau termasuk mantan Wakil Walikota Lubuklinggau Edy Syahputra juga diundang untuk menghadiri rangkaian HUT kota tahun ini,” pungkasnya. (ME06) Baca Selengkapnya......
Kamis, 14 Oktober 2010
Pembangunan Bank Mega Bermasalah
Kasi Pemeliharaan Bidang Parkir Dishubkominfo Kota Lubuklinggau, Sulisyanto, saat meninjau Bank Mega bersama pihak Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Dinas Pekerjaan Umum (PU), Satpol PP, dan pihak kecamatan setempat, menjelaskan lahan parker Bank Mega tidak layak.
“Sebelumnya kita sudah dua kali menyarankan guna menambah luasan areal parkir. Minimal halaman parkir berukuran 12-15 meter dari pinggir siring. Tapi sampai hari ini (kemarin.red), tampaknya belum juga direalisasi,” ujar Suliyanto.
Penyediaan lahan parkir yang layak, menurut Suliyanto sudah seharusnya dilakukan. Terlebih lokasi Bank Mega berada di lingkungan dan arus lalu lintas yang sangat padat. “Jika diukur dari siring menuju pondasi, sangatlah sempit. Tempat parkir karyawannya saja belum tentu muat. Apalagi ditambah kendaraan nasabah. Bisa-bisa, badan jalan yang akan menjadi areal parkir,” tambahnya.
“Untuk bidang lingkungan hidup, kita hanya minta disediakan sumur resapan guna mengantisipasi banjir. Kita tahu, jika hujan, jalur ini kerap digenangi air. Dan pihak Bank Mega sendiri menyanggupinya,” ujar Kepala KLH Lubuklinggau, Erwin Armeidi.
Terkait IMB Bank Mega, Kasi Penataan Lingkungan Dinas PU Lubuklinggau, Iwan Ramadi mengaku masih dalam proses. “Memang pembangunan sempat kita stop beberapa hari. Namun yang jelas, IMB-nya masih dalam proses,” jelas Iwan singkat.
Untuk diketahui, peninjauan tim dari Pemkot ini merupakan tindak lanjut rapat yang digelar yang dipimpin Sekda Lubuklinggau, H Akisropi Ayub. Dalam rapat, tim diminta ke lokasi guna mengecek kelayakan pembangunan, baik bidang parkir, lingkungan hidup dan izin mendirikan bangunan (IMB).
Pihak Bank Mega, Nana enggan berkomentar terkait hasil pantauan tim. “Soal itu bukan kewenangan saya,” ujar Nana, yang sempat mendampingi tim.
Meski demikian, fasilitator pihak Bank Mega, Rusman Effendi mengaku siap mengikuti saran dari tim. “Prinsipnya kita siap mengikuti prosedur yang diberikan tim. Baik luas parkir, sumur resapan dan lainnya. Bahkan kita siap membongkar pondasi pangkal 30 cm. Meski, panjang pondasi dengan as jalan lebih dari 16 meter, sebagaimana diatur dalam Perda No. 16,” pungkas Rusman. (ME-03) Baca Selengkapnya......
Anak Panti Dicabuli Suami Pengurus Panti
*Mawarwati: Tidak Benar dan Bohong
LUBUKLINGGAU-Dua anak perempuan dari Panti Asuhan Budi Mulya milik Pemkab Musi Rawas di Jl Bengawan Solo Kelurahan Ulak Surung Kecamatan Lubuklinggau Utara II, mengaku menjadi korban pencabulan. Pelakunya diduga adalah suami dari pengurus panti, yakni inisial KS (40).
Dua anak perempuan itu adalah PH (14), LS (16). Bahkan perbuatan asusila tersebut, ada yang terlihat oleh anak-anak lainnya. Persoalan ini, Rabu (13/10) sekitar pukul 16.00 WIB diceritakan anak-anak tersebut kepada Musirawas Ekspres.
Dijelaskan PH, perbuatan tidak senonoh dari KS dialaminya saat Ramadhan lalu. Saat itu ia sedang tertidur di dalam kamar anak perempuan, namun saat akan makana sahur, seorang temannya keluar dan lupa menutup pintu kamar.
Sehingga KH pun masuk ke dalam kamar perempuan, dan berpura-pura membangunkan anak panti asuhan wanita. Namun ia memegang perut PH dan membelai ramabutnya. “Sehingga saya terbangun,” ungkap PH.
Kejadian itu dibenarkan oleh KS (16), menurutnya saat itu ia sedang tidur-tiduran di sebelah PH. “Saya melihat KS sedang memegang perut PH. Namun PH dan temannya yang lain terbangun, sehingga dia lasngung keluar kamar,” jelasnya.
Pengakuan tersebut juga didukung oleh temannya satu kamar, FR. Menurutnya ketika ia terbangun, melihat temannya PH yang masih tidur, perutnya dipegang KS dan rambutnya dibelai
Hal yang sama juga dialami LS, kejadiannya dialami Agustus lalu sekitar pukul 17.00 WIB lalu. Bermula saat itu sedang berada di sumur, tiba-tiba dari belakang dipegang oleh pelaku KS, lalu secara sepontan ia berteriak dan marah, namun KS hanya ketawa saja.
Selain dugaan asusila, persoalan menjual bantuan untuk Panti Asuhan juga diungkapkan anak-anak panti lainnya. Seperti diceritakan AR (14), ia pernah diperintahkan oleh pengurus panti asuhan untuk mengangkut beras dan kambing yang sepengetahuannya adalah bantuan itu ke dalam mobil, selanjutnya dijual.
”Mengenai persoalan ini, ditambahkan AR, mereka juga pernah mengirimkan surat ke Pemkab Musi Rawas agar pemimpin Panti Asuhan Budi Mulya segera diganti,” tambahnya, yang dibenarkan anak panti lainnya.
Warga sekitar Johansyah, kepada Musirawas Ekspres mengungkapkan ia mendapatkan laporan dugaan tersebut dari anak-anak panti. “Laporannya seperti bantuan yang sering diterima untuk keperluan anak panti itu sering tidak tepat sasaran, dan juga suami pengurus panti asuhan sering memegang-megang anak panti wanita yang tinggal di sana,” jelas Johansyah.
Namun selama ini, anak-anak panti tersebut takut untuk melaporkan, karena sering diancam oleh pengurus panti asuhan itu. Bahkan untuk memberitahukan orang tua mereka saja, anak panti tidak berani, lantaran diancam.
Ketua Pengurus Panti Asuhan Budi Mulia, Mawarwati ketika dikonfirmasi Musirawas Ekspres soal dugaan-dugaan yang diceritakan anak-anak panti asuhan, menurutnya sama sekali tidak benar. Bahkan ia mengancam akan menuntut anak-anak tersebut, karena melakukan kebohongan.
Namun diakuinya, ia pernah mendengar isu-isu negatife menerpa, tapi sekali lagi dijelaskannya informasi itu sama sekali tidak benar.
Soal batuan, dijelaskannya telah disampaikan semuanya ke anak panti. Hanya saja memang panti pernah menerima bantuan tiga ekor kambing. “Namun kambing tersebut ada yang mati, ada yang hilang dan satunya dijual dan uangnnya dibagikan kepada anak-anak panti asuhan,” ungkapnya.
Mengenai tuduhan itu, ia menambahkan mungkin ada anak yang tidak senang, karena dikeluarkan dari panti asuhan, karena telah berulang kali melanggar aturan.
Mengenai perbuatan asusila yang dituduhkan terhadap suaminya, Mamarwati juga mengatakan tidak benar dan bohong, serta bertujuan untuk menjatuhkan dirinya dari panti asuhan yang dipimpinnya itu sejak enam bulan terakhir.
Namun ia mengakui suaminya tinggal di panti asuhan Budi Mulya itu, karena ia selaku istri juga istrinya tingal disana. “Kami akan menutut balik terhadap kebohongan ini,” tambahnya.(ME-04)
Rabu, 13 Oktober 2010
SM Swalayan Kebakaran
Sampai dengan pukul 02.00 WIB Rabu (13/10), Petugas Pemadam Kebakaran (PBK) dan Tagana masih berusaha memadamkan api. Api tidak dengan cepat diatasi, karena lantai tiga yang terbakar, sulit diakses lantaran pintu menuju ke sana dikunci.
Satu-satunya jalur masuk untuk melakukan pemadaman adalah dari bagian dalam SM Swalayan sementara dari bagian belakang (gudang, red), hanya bisa disemprot melalui celah-celah jendela yang sudah dijebol.
Polres Lubuklinggau belum memastikan penyebab kebakaran ini, kendati api diinformasikan berasal dari ruangan operator CCTV. Namun Kasat Reskrim AKP Jonson Nadapdap dan Kasat Intelkam AKP Bambang Suwono, serta KaSPK Aiptu Rusani Umar berada di lokasi mengarahkan personil melakukan pengamanan sekaligus penyelidikan.
Beberapa saksi mata kepada Musirawas Ekspres menjelaskan, awalnya kebakaran ini sama sekali tidak diketahui. Pasalnya bagian atap berupa beton sehingga tidak terbakar, melainkan hanya mengepulkan asap dari jendela di samping ruangan control CCTV.
“Saya sedang melintas, tiba-tiba melihat ada asap mengepul dari jendela bagian samping kanan gedung SM Swalayan,” jelas Fredrik, PNS Kejaksaan Negeri Lubuklinggau yang kebetulan melintas di lokasi, kepada Musirawas Ekspres.
Ditambahkan Fredrik, ia kemudian langsung melapor ke Polres Lubuklinggau. “Informasinya ada dua orang di dalam, yakni petugas jaga malam,” tambah Fredrik.
Terpisah petugas jaga malam SM Swalayan, Sumardi (29) menjelaskan setiap malam ada dua orang yang bertugas jaga malam, yakni ia dan Rori. “Saya bertugas di bagian atas, sedangkan Rori di bawah,” jelas Sumadi di lokasi kejadian.
Sumardi menjelaskan, ia pertama kali mengetahui ada kebakaran saat sedang keliling di lantai paling (gudang), tiba-tiba melihat ada asap di dalam ruangan. Ia pun langsung memeriksa ternyata berasal dari ruangan operator CCTV. “Dari ruangan CCTV, api langsung menjalar ke ruangan gudang kelontongan,” jelasnya.
Sementara itu pantauan Musirawas Ekspres, petugas PBK dan Tagana awalnya sulit untuk masuk melakukan pemadaman terhadap api. Mereka hanya bisa masuk ke gudang bagian belakang melalui tangga samping, sehingga bagian sana dahulu yang disemprot air. Itu pun mereka kesulitan karena hanya melalui celah jendela.
Sedangkan untuk masuk langsung ke lantai tiga, akhirnya Pemilik SM Swalayan Hindra Sumarjono bersama beberapa karyawan masuk melalui basement menuju lantai satu. Selanjutnya dibuka rolling door, hanya saja lagi-lagi muncul kendala karena kunci pintu tidak ada yang cocok.
Satu-satunya pilihan, rolling door akhirnya dijebol menggunakan linggis, akhirnya selang mobil PBK pun bisa masuk ke lokasi kebakaran. Bahkan akhirnya untuk mempermudah pemadaman, kaca di lantai dua dipecah hingga selang bisa langsung ke sana.(ME-03) Baca Selengkapnya......