* Mapolsek Rawas Ulu kembali Dibangun
RAWAS ULU-Kapolres Musi Rawas AKBP Imam Sachroni mengatakan bagi anggota Polsek Rawas Ulu yang bermasalah akan dimutasikan. Bahkan tidak menutup kemungkinan, jika Kapolsek Rawas Ulu, jika berdasarkan penyidikan bersalah, maka juga akan dicopot.
Hal ini dijelaskannya kepada wartawan saat kegiatan Gotong Royong dengan masyarakat membangun pondasi Mapolsek Rawas Ulu yang dibakar warga sekaligus acara tepung tawar, Selasa (14/9) pagi. “Bagi anggota yang bermasalah akan ditarik dan diganti yang baru. Sedangkan Kapolsek tergantung dengan hasil penyidikan,” jelasnya.
Kemudian Kapolres juga mengatakan, terkait masalah pembakaran Mapolsek, ada dua personil Polsek Rawas Ulu yang akan disidangkan. “Sekarang sedang pemberkasan, mereka berdua akan diberikan sansi kode etik,” jelasnya.
Menurut Kapolres apa yang dilakukan kedua anggota tersebut adalah legal, karena menjalankan tugas, namun cara kedua oknum tersebut bertindak yang tidak benar. Karena sudah bertindak dengan arogan.
“Bahwa kegiatan operasional razia serta pengamanan arus mudik tersebut itu legal tapi yang menyimpang adalah cara oknum polisi tersebut yang bertindak arogan, seharusnya setiap tidakan terikat atas disiplin kode etik kepolisian,” ungkapnya.
Sementara itu, mengenai pelaku pembakaran, Kapolres menjelaskan memang pihaknya sudah mengantongi beberapa nama berdasarkan hasil indetifasi. Hanya saja pihaknya membutuhkan alat bukti yang cukup, untuk menetapkan seseorang untuk menjadi tersangka.
Terkait Mapolsek yang kembali dibangun, menurut Kapolres, dengan hal ini diharapkan agar lebih meningkatkan silahturahmi dengan masyarakat, dan membangun kembali kemitraan yang sudh terjalin bersama masyarakat sehingga kedepan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi.
“Gedung lama yang terbakar kemungkinan akan dibangun kembali menjadi perumahan dinas Mapolsek Rawas Ulu,” katanya sambil menjelaskan, sejak pembakaran aksi kriminalitas di Rawas Ulu meningkat, bahkan dalam seminggu terjadi tiga kasus, karena itulah personil diback up dari Polres Musi Rawas sebanyak 30 orang dan empat unit kendaraan patroli.
Sementara itu Bupati Musi Rawas, H Ridwan Mukti, mengatakan insiden tersebut menerobos pintu hati untuk instropeksi diri yang lebih dalam jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali. Dalam masa sekarang aparatur pemerintah maupun TNi dan Polri dapat mengubah sikap dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik terhadapa masyarakat.
“Zaman dahulu aparatur pemerintah maupun militer berparadigma bahwa aparatur diberikan pelayanan. Tapi dalam massa demokrasi sekarang ini aparatur yang memberikan pelayanan dan kemitraan terhadap masyarakat,” ungkap Bupati Musi Rawas.
Selanjutnya menurut Bupati, kemitraan kepolisian serta masyarakat mewujudkan keamanan serta kenyamanan dalam melindungi serta mengayomi masyarakat sebagai aparat penegak. Sehingga bupati menyayangkan insiden pembakaran Mapolsek Rawas Ulu.
Karena padahal sejarahnya Mapolsek dibangun atas gotong royong warga Rawas Ulu. Untuk itu Bupati mengajak supaya masyarakat dan pihak terkait dalam insiden ini untuk dapat bersama-sama lagi membangun serta menjalin kemitraan bersama masyarakat dalam pembinaan kamtibmas. “Atas gotong royong ini mudah-mudahan dengan cucuran keringat, kita menjaga dan rawat kantor ini”.
Dalam gotong royong tersebut, Buapti mengajak serta seluruh anggota kepolisian, kodim, warga, pejabat, pegawai, tokoh masyarakat dan tokoh adat, bekerja bersama-sama supaya pembangunan gedung agar selesai dalam waktu satu bulan, agar kepolisian dapat aktif beroperasi untuk menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat.
Bahkan bupati menghimbau untuk singsingkan lengan baju supaya cucuran keringat yang menetes digedung baru ini nanti, menjadi safaat dan bermanfaat bagi masyarakat Rawas Ulu khususnya maupun masyarakat Musi Rawas umumnya.
Gotong royong ini, selain dikerjakan pekerja, masyarakat bersama polisi juga ikut turun bergotong royong membantu pembangunannya agar cepat selesai. Apalagi 14 Oktober 2010 nanti Bupati akan meresmikan Mapolsek Rawas Ulu yang selesai dibangun untuk bisa dioperasikan.
Rencananya pada peresmian Mapolsek 14 Oktober dilakukan pemotongan pita dimana juga akan dilakukan pemotongan kerbau sebagai bentuk tepung tawar, tolak balak agar tidak terulang kejadian tersebut.
Usai gotong royong Ridwan Mukti menuju kediaman warga yang menjadi korban atas insiden yang bermula dari Razia kepolisian Khoirul (16) yang merupakan korban dari kejadian tersebut, serta Efendi dan Afrizal korban luka tembak pada bagian kaki pada saat insiden pembakaran Mapolsek Rawas Ulu oleh Anggota Kepolisian. Dalam kunjugan tersebut bupati akan membiayai perawatan serta pengobatan hingga sembuh warga yang menjadi korban insiden kerusuhan tersebut.
Hadir dalam rombongan Bupati Ketua DPRD Mura, Dandim 0406, para asisten, kepala dinas, kepala bagian, kepala kantor, camat, serta tokoh masyarakat Rawas Ulu.
Sebelumnya Bupati Kapolres Mura Dan Dandim 0406 melakukan prosesi tepung tawar sebagai tanda ada niatan dari masyarakat dan pihak kepolisian untuk menyelesaikan serta mendamaikan atas kejadian pembakaran Mapolsek tersebut. Dalam Prosesi tepung tawar dan sedingin dipimpin pemuka adat Rawas Ulu Mahmud Zahri disertai kades dan lurah setempat. (CW-02)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar