MUSI RAWAS-Akhirnya pencarian Tim SAR dan warga terhadap dua mahasiswa asal Jakarta yang tenggelam di Sungai Rupit Desa Muara Tikur Kecamatan Karang Jaya membuahkan hasil. Selasa (14/9) keduanya berhasil ditemukan, hanya saja dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Pertama ditemukan adalah Ebed Johanes Mertono (23) warga Jl Bondan 23/M3 RT.10 RW.7 Kelapa Gadung, Jakarta Utara. Ia ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB di Lubuk Jong Desa Tanjung Beringin Kecamatan Muara Rupit atau sekitar 5 KM dari lokasi tenggelam, dengan posisi berdiri di dalam air.
Sedangkan korban Martin Wibisono Chaerul (23) warga Jl Pelepah Asri RT.11 RW.12 Kepala Gading, Jakarta Utara, ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB di Pulau Desa Tanjung Beringin Kecamatan Rupit, sekitar 5 KM dari lokasi tenggelam. Martin ditemukan dalam posisi tengkurap.
Kedua korban selanjutnya dibawa ke kamar mayat RS dr Sobirin. Setelah dimandikan, keduanya diangkut ke Bengkulu, selanjutnya dibawa ke Jakarta Utara tepatnya ke rumah duka menggunakan pesawat.
Kepala Desa (Kades) Muara Tiku, Bahalisyah menjelaskan, sejak kejadian terus dilakukan pencarian oleh Tim SAR dibantu oleh warga. “Pencarian tersebut tidak sia-sia karena akhirnya kedua korban berhasil ditemukan,” jelasnya di Kamar Mayat RS dr Sobirin.
Ditambahkannya, saat ditemukan kondisi tubuh Ebed ada beberapa luka lecet, hal itu diperkirakan akibat benturan-benturan. “Sedangkan kondisi Martin, telah membengkak dan hidungnya mengeluarkan darah,” jelas Bahalisyah.
Sementara itu, kakak korban Martin, Helen, menangis dan histeris melihat kondisi adiknya. Apalagi Martin yang merupakan anak bungsu itu, berangkat dari Jakarta dalam kondisi segar bugar. Bahkan Helen tampak memeluk jenasah adiknya.
Begitu juga dengan keluarga Ebed. Mereka tak kuasa menahan tangis, karena ditinggal meninggal seorang kerabat. Taufik Hidayat, kakak kandung Ebed, bahkan termangu melihat jenasah adiknya. Namun ia masih sempat ikut membantu membersihkan dan mengenakan pakaian ke tubuh adiknya sebelum diberangkatkan ke rumah duka.
Kades Muara Tiku, Bahalisyah menambahkan, rombongan dari Gereja Kristus Ketapang (GKK) Kelapa Gading, Jakarta Utara. Mereka yang tergabung dengan GKK Bengkulu, pertama datang Minggu (12/9) dengan jumlah 40 orang.
Kemudian menyusul Senin (13/9), datang kembali sekitar 50 orang, sehingga jumlahnya sekitar 90 orang. Tujuan mereka datang ke Muara Tiku adalah pembinaan umat (misionaris) terhadap Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Desa Muara Tiku.
Kronologis kejadiannya, Senin sekitar pukul 08.00 WIB, enam orang termasuk kedua korban mandi di Sungai Rupit. Kemudian sama-sama berenang ke seberang. Namun mereka tidak kuat menyeberang akibat arus dan kedalaman sungai, begitu juga dengan kedua korban.
Beberapa rekan yang masih sanggup berenang memberikan pertolongan kepada rekan mereka dan dibantu warga KAT Desa Muara Tiku. Hanya saja Ebed Johanes Mertono yang merupakan mahasiswa Universitas Atmajaya, dan Martin Wibisono Chaerul mahasiswa Universitas Bunda Maria Jakarta, tak berhasil diselamatkan dan sudah hilang terseret arus sungai.(ME-04)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar