Rabu, 01 September 2010

Daging Busuk Dijual Bebas

*Temuan Sidak Kadisnakan di Pasar Megang Sakti
MEGANG SAKTI-
Daging sapi yang sudah tidak layak konsumsi bahkan lebih pas disebut daging busuk ditemukan dijual bebas di Pasar Tradisional Megang Sakti. Daging busuk tersebut ditemukan dalam Sidak (inspeksi mendadak) gabungan Tim Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan), Bagian Ekonomi dikoordinatori Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Mura dipimpin langsung Kadisnakan, Heriyanto bersama Ketua YLKI Lubuklinggau-Mura, Hasran Akwa.

Daging yang tidak layak konsumsi itu diketahui dijual oleh pedagang bernama Bunda. Menurutnya daging tersebut dibelinya dari penjual daging di Lubuklinggau.
“Warnanya sudah biru pucat, dan jelas tampak sudah kering serta jelas-jelas tidak segar lagi. Diperkirakan daging itu stok lama bisa satu, dua atau bahkan tiga hari lamanya setelah dipotong. Daging ini sudah tidak layak konsumsi dan tidak boleh diperjualbelikan,” tegas Heriyanto didampingi Syarnubi dan beberapa pegawai Disnakan lainnnya.

Makanya kata Heriyanto dirinya langsung meminta kepada penjual untuk tidak menjual daging tersebut karena dikhawatirkan bisa menimbulkan efek negatif bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Namun ternyata penjual daging Bunda berkilah bahwa daging yang dijualnya masih segar.

“Warnanya agak hitam karena ditaruh di dalam plastik hitam,” kata Bunda berkilah.
Selanjutnya Heriyanto kembali menjelaskan bahwasanya daging yang dijual harus fresh. “Kalaupun sudah lewat satu hari harusnya disimpan menggunakan pendingin atau diberi es sehingga masih terllihat segar,” tambahnya. Heryanto juga mengajurkan kepada pedagang daging di pasar kecamatan membeli daging di peternak pemotong di kecamatan masing-masing. Maksudnya tidak perlu terlalu jauh mengambil stok dari Lubuklinggau.

“Beli daging di pemotong yang ada di kecamatan, sebab lebih terjamin karena memang terus kita pantau mulai dari perawatannya hingga proses penyembelihan,” katanya.

Terhadap temuan daging busuk tersebut Heriyanto juga sebenarnya tidak begitu risau
“Selain sudah kita sarankan untuk tidak dijual tampaknya memang tidak ada yang berminat untuk membelinya. Sebab tampak jelas dagingnya sudah tidak segar dan membuat khawatir pembelinya. Hanya saja dikhawatirkan ada pembeli yang akan mengolahnya lagi menjadi makanan untuk selanjutnya dijual kembali
“Makanya kita akan terus mengawasi dan melakukan pendekatan kepada pedagang untuk memastikan tidak ada lagi daging yang tidak layak konsumsi dijual. Terlebih menjelang Hari Raya Idul Fitri 1431 H seperti saat ini dimana permintaan daging meningkat,” paparnya.

Stok Aman, Harga Stabil
Sementara itu dari hasil Sidak kemarin dipastikan sejauh ini stok daging aman dan untuk harga masih relatif stabil.
“Untuk daging di pasar B Srikaton Tugumulyo harganya sekitar Rp 60 ribu/kg. Permintaan juga masih normal. Mengenai kualitas daging di pasar ini cukup baik karena tidak ada stok sisa, semuanya terjual,” kata Heriyanto. Sementara di Pasar Megang Sakti harga daging berkisar Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu/kg dan permintaan juga masih normal. Kalaupun ada peningkatan permintaan terjadi saat pasar kalangan Minggu dan Rabu.

Begitu juga untuk daging ayam menurutnya hadil Sidak kemarin masih normal. Harga masih normal dan kalaupun ada kenaikan masih dalam batas wajar termasuk untuk telur ayam.

“Diperkirakan permintaan daging baik ayam maupun sapi serta kerbau akan meningkat satu hari sebelum lebaran atau saat pemotongan. Namun menghadapi hari tersebut peternak sudah menyiapkannya,” informasinya. Seperti halnya di Pasar Megang Sakti disiapkan hamper 100 ekor sapi untuk dipotong memenuhi permintaan konsumen satu hari menjelang lebaran.

“Stok ini aman untuk di Megang Sakti sebab melihat pengalaman lebaran tahun lalu peternak memotong sekitar 50 ekor sapi. Jadi dengan hampir 100 ekor sapi ini bukan hanya mampu memenuhi permintaan di Megang Sakti tapi bisa saja memenuhi pasar kecamatan lainnya termasuk Lubuklinggau. Tapi yang pasti untuk kecamatan lainnya stok sapi juga aman,” pungkanya. (ME-02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar